Page 225 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 225

Namun, kita tahu dalam hidup ini tidak semua manusia memiliki prinsip

                     yang sama (banyak yang belum mengerti Filosofi Teras!), dan mereka
                     dengan sengaja atau tidak sengaja menghalangi atau tidak
                     menghargai upaya kebaikan kita. Marcus Aurelius menasihati agar kita
                     tidak menjadi patah hati dan menyerah.

                     Pernahkah kita dikecewakan sesudah berbuat baik kepada orang lain,
                     dan kemudian berkata dalam hati, ‘'Males banget. Kapok jadi orang
                     baik. Toh nanti gak dihargai, gak diinget, gak dibales, de el

                     el....."Sounds familiar?Saya rasa semua orang pernah merasa seperti
                     ini (termasuk saya!), dan karenanya, Marcus segera melanjutkan
                     dengan kemungkinan ini-ketika orang lain menjadi halangan dan
                     bagaimana orang-orang yang seperti ini irelevan. "Dianggap angin
                     saja”, dan kita tetap melanjutkan berbuat baik pada orang lain. Jangan
                     sampai kita patah arang, apalagi sampai membatalkan niatan dan
                     mengubah watak.




                     Pentingnya “Manajemen Orang Lain” di Dalam
                     Hidup Kita


                           "Manusia tidak mengizinkan orang lain merebut properti rumah
                           dan tanah mereka. Jika ada sedikit saja perselisihan mengenai
                           batas (tanah), manusia berlomba mengambil batu dan senjata.

                           Akan tetapi, manusia mengizinkan manusia lain mencuri hidup
                           mereka.

                           "Kamu tidak akan menemukan orang yang mau membagi-
                           bagikan uangnya begitu saja, tetapi berapa banyak dari kita yang
                           justu membuang-buang hidup kita sendiri. Manusia pelit saat
                           menjaga harta benda mereka, tetapi begitu soal membuang-

                           buang waktu, kita justru boros. Padahal justru di sinilah kita harus
                           pelit.” - Seneca (On The Shortness of Life)

                     Seneca sungguh memiliki pengamatan tajam akan ironi dari perilaku
                     manusia. Kita tidak segan-segan mengangkat senjata jika menyangkut
                     urusan sengketa tanah dan harta. Pertemanan, bahkan tali hubungan
                     saudara atau orang tua-anak bisa putus hanya karena perebutan
                     warisan, rumah, perusahaan, dan lain- lain. Kita sangat murka ketika

                     ada yang mencuri harta kita, atau tidak mengembalikan hutangnya
                     kepada kita. Namun, ironisnya, kita justru membuang-buang hal yang
                     lebih bernilai dari semua itu, yaitu waktu yang ada di dalam hidup kita.

                     Kita bisa menyia-nyiakan waktu dengan memberikan terlalu banyak
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230