Page 269 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 269

yang sama, baik pendidikan nilai-nilai/filosofi maupun pendidikan
                      akademis.


                      Pandangan yang telah lahir 2.000 tahun yang lalu ini sangat maju
                      untuk zamannya, dan sungguh kontras dengan pandangan banyak
                      orang tua masa kini yang masih menganggap anak perempuan tidak
                      perlu belajar setinggi anak laki-laki. Alasannya umumnya adalah
                      karena anak perempuan akan menikah dan hanya fokus pada urusan
                      rumah tangga saja. Alasan lain adalah takut tidak ada laki-laki yang

                      ingin menikah dengan perempuan yang berpendidikan tinggi.

                      Padahal, sesungguhnya banyak sekali keuntungan bagi istri dan ibu
                      untuk memiliki latar belakang pendidikan. Selain bisa mengajari anak-
                      anaknya, istri berpendidikan bisa menjadi backup tulang punggung
                      keluarga jika terjadi apa-apa dengan suami (pendidikan membantu

                      dalam mencari pekerjaan ataupun melakukan bisnis).




                      Pentingnya Anak Bersosialisasi


                      Penerapan lain dari Filosofi Teras dalam parenting adalah menyadari
                      pentingnya anak tumbuh dengan pengalaman sosialisasi yang
                      memadai. Hal ini dikarenakan salah satu prinsip dasar Filosofi Teras
                      adalah manusia sebagai makhluk sosial. Hidup selaras dengan Alam
                      juga berarti anak harus dibiasakan hidup bersosialisasi.

                      Interpersonal skill, atau keahlian hubungan antarmanusia sering kali
                      dianggap sebagai soft skill, keahlian yang tidak terlalu penting, kalah

                      dengan keahlian matematika, fisika, bahasa Inggris, dan lain-lain.
                      Walaupun keahlian-keahlian dalam aspek kognitif tetaplah penting,
                      semakin banyak orang setuju bahwa kemampuan berinteraksi sosial
                      dan bekerja sama dengan orang lain adalah faktor yang tidak kalah
                      penting dalam menunjang kesuksesan seseorang. Kita juga sudah
                      mengetahui bahwa hubungan sosial mendapat perhatian dari para
                      filsuf Stoa juga.


                      Sebagai orang tua, saya mengartikan bahwa porsi relasi sosial ini
                      harus diperhatikan dan ditumbuhkan dalam anak sejak kecil. Saya
                      sering mendengar kisah anak-anak yang kesehariannya tenggelam
                      dari satu kursus ke kursus yang lain: matematika, renang, balet,
                      taekwondo, programming, dan lain-lain. Jika kegiatan-kegiatan
                      tambahan itu membuka peluang si anak berhubungan dengan orang

                      lain tentunya tidak apa-apa. Akan tetapi, jika anak terlalu banyak
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274