Page 39 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 39

persepsi kita. Misalnya, “Duh jalanan macet nih!”, atau, “Utang gue banyak.” Itulah
              yang menyebabkan badan mengeluarkan zat. Pertama, respon adrenalin

              meningkat. Adrenalin meningkatkan tekanan darah (karena jantung menjadi makin
              berdebar), pembuluh darah menyempit, dan karenanya kepala kita menjadi tegang.

               Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini akan meningkatkan hormon stres,
              namanya kortisol. Kortisol adalah zat yang sifatnya oksidatif, merusak apa pun di
              dalam tubuh kita. Jika dia menempel di pankreas, dia meningkatkan insulin.

              Makanya, ada orang yang kalau stres bawaannya mau makan. Badannya
              memanggil- manggil karena berpikir dia sedang membutuhkan energi.

               Jika stresnya akut atau sementara, maka reaksi tubuh juga sementara. Tetapi jika
              stresnya lama, maka reaksi tubuh juga akan lama. Makanya saya suka bilang
              kepada pasien, jangan stres lama-lama, nanti adaptasinya berubah. Nanti anda
              tidak tahu lagi bahwa anda sedang stres, karena sudah terbiasa hidup dalam stres.


                         Jika kita stres kelamaan, badan akan merespon dengan hal- hal yang kita
                         tidak tahu sebagai bagian dari stres. Contohnya penyakit dispepsia atau
                         gangguan lambung. In the long run, bisa muncul gangguan jantung,
                         hipertensi, dan diabetes.


                         Adakah perbedaan antara ‘takut’, ‘stres’, ‘khawatir/cemas’, dan depresi?


                         Kalo “takut’’, kita tahu sumbernya, misalnya takut setan atau takut ujian.
                         Kalau cemas, berdasarkan definisinya, gak jelas penyebabnya, pokoknya
                         merasa cemas saja. Karenanya, ada diagnosis “gangguan cemas
                         menyeluruh”, yaitu orang yang suka khawatir berlebihan terhadap segala
                         sesuatu di dalam hidupnya, khususnya terhadap orang-orang yang

                         dicintai.

                         Gangguan cemas itu tidak muncul tiba-tiba, seperti di Survei (Khawatir) itu.
                         Di satu sisi, saya merasa ini opportunity (kesempatan), sehingga saya
                         bilang kepada koas-koas (ko- asisten) saya, kamu jadi psikiater deh,
                         dibutuhkan banget karena banyak orang khawatir. Apalagi dengan
                         ketidakpastian sekarang. Orang menjadi cemas karena dia tidak bisa

                         mengendalikan hidup di situasi ketidakpastian.

                         Kalo stres artinya “tekanan”, sesuatu yang mengganggu keseimbangan di
                         hidup kita. Ada stres fisik, stres psikis. Kalau olahraga sampai kecapean
                         itu stres fisik. Kalau stres mental, saya merasa exhausted, kelelahan. Ada
                         sumber stresnya.


                         Jika stres meningkat terus, pada kondisi orang sudah tidak tahu stresnya
                         datang dari mana, artinya dia sudah masuk fase cemas. Makin jauh lagi,
                         jika cemasnya dibiarkan, bisa menjadi depresi.








          FILOSOFI TERAS                               10
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44