Page 47 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 47

Thinking" menyebutkan bahwa positive thinking justru sering menghambat
                        kita. Beberapa eksperimen menunjukkan, mereka yang menerapkan positive

                        thinking dalam berusaha mencapai tujuannya sering kali memperoleh hasil
                        yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak menerapkan
                        positive thinking. Positive Thinking "menipu" pikiran kita, beranggapan

                        seolah-olah kita "sudah" mencapai apa yang kita inginkan, sehingga
                        melemahkan keuletan kita dalam berusaha mencapainya. Namun,
                        sebaliknya, sekadar menyuruh orang berpikir realistis saja juga tidak
                        memberikan hasil yang lebih baik.


                        Penulis artikel tersebut mengusulkan "mental contrasting", yaitu
                        menggabungkan positive thinking (membayangkan hasil yang diharapkan
                        telah tercapai), dengan memikirkan hambatan- hambatan apa saja yang
                        akan ditemui. Penelitian menunjukkan peserta eksperimen yang melakukan
                        "mental contrasting" ini memperoleh pencapaian yang lebih baik

                        dibandingkan dengan mereka yang hanya membayangkan hal-hal positif
                        saja, atau yang hanya membayangkan hal negatif saja.

                        Artikel "The Tyranny of Positive Thinking Can Threaten Your Health and
                        Happiness" (Tirani Berpikir Positif Dapat Mengancam Kesehatan dan

                        Kebahagiaan Anda) di Newsweek menyatakan bahwa positive thinking
                        justru bisa menyebabkan sebagian orang gagal dan merasa depresi, karena
                        secara implisit "menyalahkan" diri sendiri jika mereka tidak merasa bahagia.
                        Misalnya, kita sedang merasa terpuruk karena tidak lulus ujian. Kesedihan

                        ini masih ditambah lagi kita menjadi merasa bersalah karena merasakan
                        kesedihan itu sendiri ("Saya harusnya bisa positive thinking, kenapa saya
                        masih merasa sedih?"]. Ini bagaikan kena tinju dua kali, dan tinju yang
                        kedua— merasa bersalah karena tidak bisa bahagia—justru yang lebih

                        merusak dibandingkan kegagalan saat ujian itu sendiri.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52