Page 52 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 52

disebut stoa] yang terletak di sisi Utara dari agora (tempat publik
                yang digunakan untuk berdagang dan berkumpul. Mungkin semacam

                alun-alun Yunani kuno ya) di kota Athena.

                Sejak itu, para pengikutnya disebut "kaum Stoa". Dalam proses
                penulisan buku ini, saya menemukan banyak orang sulit
                menyebutkan "Stoisisme”. Karenanya, untuk memudahkan judul
                buku, saya menyebutnya Filosofi Teras (terjemahan langsung dari
                kata stoa].


                Dari Zeno, filsafat ini dilanjutkan dan dikembangkan oleh para filsuf
                lain, mulai dari Yunani sampai ke kekaisaran Romawi. Beberapa dari
                mereka adalah Chrysippus dari Soli, Yunani, yang dianggap sebagai
                pendiri kedua Stoisisme; Cato The Younger dari Roma, seorang
                politisi dan negarawan yang terkenal karena berani menentang Julius

                Caesar; Lucius Seneca dari Roma, seorang filsuf, negarawan,
                penulis drama; Musonius Rufus dari Roma, mengajar filsafat di era
                Kaisar Nero; Epictetus dari Yunani, terlahir sebagai budak, kemudian
                mendapat kebebasan dan tinggal di Roma; dan Kaisar Marcus
                Aurelius, yang dikenal sebagai salah satu dari Lima Kaisar Yang Baik
                [The Five Good Emperors).


                Stoisisme kemudian meredup di awal abad ke-4, ketika Kekaisaran
                Romawi mengadopsi agama Kristen sebagai agama resmi negara.
                Sekarang, di abad 21, di belahan dunia Barat, filosofi ini mulai
                populer kembali dengan buku-buku dan presentasi yang
                memperkenalkannya kembali ke publik, seperti karya-karya dari
                William Irvine, Tim Ferris, Ryan Holiday, dan Massimo Pigliucci.
                Bahkan, sekarang ada acara tahunan Minggu Stoa [Stoic Week)

                pada sekitar bulan Oktober sampai November, di mana para peminat
                Stoisisme dari seluruh dunia bisa bersama-sama melakukan refleksi
                dan mempraktikkan filosofi ini selama seminggu dengan panduan
                online.

                Saat mempelajari Stoisisme, saya menemukan filosofi ini jauh dari
                mengawang-awang, atau lebih dari sekadar konsep yang abstrak dan

                "intelek”. Stoisisme bersifat sangat practical dan bisa diterapkan
                sehari-hari. Saya pribadi menemukan alternatif laku hidup (meminjam
                terjemahan Romo Setyo Wibowo untuk “way of Z/fe”) yang lebih baik
                dari ajaran positive thinking.

                Contoh sederhana bagaimana Stoisisime telah mengubah karakter

                saya adalah sebagai berikut.
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57