Page 50 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 50

justru bisa mendirikan tembok-tembok yang memisahkan, misalnya, '‘Karena gue
                 Kristen gue gak mau membaca kebijaksanaan yang ada di agama Islam," atau,
                 “Karena gue Muslim gue gak mau membaca kebijaksanaan yang ada di agama
                 Hindu," dan seterusnya.


                 Adakah ide alternatif yang bisa membantu kita merasa lebih tenang dan damai,
                 tanpa terbentur label dan politik identitas?



                 Filosofi Teras


                 Kira-kira 300 tahun sebelum Masehi (atau sekitar 2.300 tahun yang lalu), seorang
                 pedagang kaya dari Siprus (sebuah pulau di Selatan Turki) bernama Zeno
                 melakukan perjalanan dari Phoenicia ke Peiraeus dengan kapal laut melintasi
                 Laut Mediterania. Zeno membawa barang dagangan khas daerah Phoenicia, yaitu
                 semacam pewarna tekstil berwarna ungu yang sangat mahal, yang sering dipakai

                 untuk mewarnai jubah raja-raja. Pewarna ini dibuat dari ekstrak siput laut, dan
                 proses pembuatannya sangat melelahkan, karena ribuan siput laut ini harus
                 dibuka dengan tangan hanya untuk mendapatkan beberapa gram ekstrak
                 pewarna. Karenanya tidak heran barang ini sangat berharga dan mahal.

                 Malang tidak bisa ditolak, kapal yang ditumpangi Zeno karam. Zeno tidak hanya
                 kehilangan seluruh barang dagangannya yang teramat mahal, tetapi ia juga harus

                 terdampar di Athena. Ini tentunya sebuah cobaan yang besar, tidak hanya
                 kehilangan harta benda, tetapi juga harus menjadi orang asing yang luntang-
                 lantung di kota yang bukan rumahnya.

                 Suatu hari di Athena, ia pergi mengunjungi sebuah toko buku dan menemukan
                 sebuah buku filsafat yang menarik hatinya, la bertanya kepada si pemilik toko

                 buku, di manakah ia bisa bertemu dengan f i lsuf-f ilsuf seperti penulis buku itu.
                 Kebetulan saat itu melintaslah Crates, seorang filsuf aliran Cynic, dan sang
                 penjual buku menunjuk kepadanya. Zeno pun pergi mengikuti Crates untuk belajar
                 filsafat darinya.

                 Zeno kemudian belajar dari berbagai filsuf yang berbeda, dan kemudian ia pun
                 mulai mengajar filosofinya sendiri, la senang mengajar di sebuah teras berpilar

                 (dalam bahasa Yunani























          FILOSOFI TERAS                               22
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55