Page 33 - Sancaya Digital Meret 2017 - Susun.cdr
P. 33
32
diakui sebagai individu. Hampir semua hal kesukaan
diekspresikan melalui media sosial. Mereka enggan melakukan
perjumpaan yang menempatkan mereka hanya sebagai reseptif,
menerima mentah-mentah ekspresi dari generasi sebelumnya.
Mereka juga senang menyesuaikan dan menjadikannya sesuai
selera (Customized). Anak-anak dapat mengubah media tempat
mereka belajarl – menyesuaikan segala hal dari nada dering
mereka hingga konten daring yang mereka ciptakan.
4. Cepat, Enggan Menunggu: sebagai dunia digital yang ukurannya
adalah kecepatan, generasi digital native pun ingin menjalani
kehidupan dengan cepat. Mereka mengharapkan dan
"membutuhkan" kecepatan. Mungkin salah satu sifat pembeda
terbesar dari generasi digital adalah kebutuhan atau permintaan
mereka akan informasi instan dan komunikasi yang cepat. Ketika
ada keadaan yang memaksa mereka untuk menunggu maka akan
beralih pada kegiatan lain seperti mendengarkan musik, bermain
games dan lainnya.
5. Mencari, Bukan Menunggu Instruksi: Mereka tidak suka diajari.
Mereka lebih memilih belajar dengan mencari sendiri konten di
dunia digital. Mereka gunakan mesin pencari. Mereka cari video
tutorial di youtube dan belajar sendiri. Mereka juga secara
alamiah dan intens mengamati dengan teliti apa pun yang mereka
lihat secara daring, menilai dan meninjau secara terus-menerus,
dan akhirnya mengharapkan lebih lagi dari berbagai penyedia
konten, sumber-sumber, atau produk daring.
6. Unggah, Bukan Hanya Unduh: Perkembangan teknologi web 2.0
memungkinkan siapapun untuk mengunggah konten.
Dampaknya, generasi digital bukan hanya mengungguh tapi juga
mengunggah konten. Mereka merasa tidak eksis bila tidak
mengunggah konten di internet.

