Page 30 - Sancaya Digital Meret 2017 - Susun.cdr
P. 30
29 Buletin Sancaya Digital
membentuk suatu budaya kerja yang disebut DIY (“Do It Yourself”) Culture.
Budaya DIY ini selanjutnya akan membentuk Entrepreneurial Spirit karena
didukung oleh melimpahnya sumber informasi digital yang dapat dengan
mudahnya menunjukan berbagai contoh bisnis besar dan
menguntungkan secara finansial, cara kerja perusahaan sukses, figur
pengusaha ternama serta segala sumber daya yang dibutuhkan untuk
berbisnis, termasuk maraknya bisnis online itu sendiri.
Millenial Branding and Ranstad US. (2014) mengungkap adanya
Entrepreneurial Spirit ini melalui survey yang dilakukannya yang
menyatakan bahwa 72% pelajar SMU (di Amerika) memiliki keinginan
untuk membangun bisnisnya sendiri sesegera mungkin. 76% ingin
membangun bisnisnya dari hobi yang diminatinya sekarang. 61% pelajar
SMU (di Amerika) lebih bercita-cita menjadi pengusaha (entrepreneur)
daripada menjadi pegawai dari sebuah perusahaan. Karakteristik khas
Generasi Digital tersebut memiliki dua sisi yang berlawanan, dapat positif
atau memberikan manfaat bagi dirinya dan atau lingkungannya- atau
justru malah negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun
lingkungannya. Karena mereka fasih dengan teknologi digital, mereka
yang masih berminat bekerja di sebuah perusahaan pun hanya sangat
cocok bekerja di perusahaan besar, perusahaan yang mampu
menyediakan fasilitas modern. Namun mereka akan kesulitan jika diminta
mengelola sebidang tanah, dengan fasilitas pengairan, dan modal uang
secukupnya. Karena yang ada di benak mereka adalah komputer, laptop
dan HP, bukan peternakan, perikanan dan pertanian.
B. Gaya Belajar Generasi Digital
Mempelajari dan memahami karakter dasar dari Generasi Digital
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, dapat membantu
menginformasikan kepada Institusi Pendidikan tentang cara mendekati
Generasi Digital dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada
mereka agar dapat berelasi dengan mereka secara efektif.

