Page 4 - Edisi 142 Juli 2016 | Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah Malang
P. 4

Usai Ramadhan Jangan Makin Sombong...?






             etiap hari raya idul fitri Syair arab   diri), berarti ada butiran kesombongan di   Tetapi, masih menjadi pendengki (hasud),
             mengatakan “idul fitri itu bukan   dalam hatinya”.                  takabbur (merasa lebih baik), merasa ibadahnya
        Sbagi orang yang memaki baju baru,                                       lebih baik, berarti puasanya perlu di evaluasi
        tetapi idul fitri itu bagi orang yang   Sedangkan yang dimaksud dengan   kembali. Jangan-jangan puasanya hanya
        ketaatannya bertambah”. Artinya, orang   kesalehan sosial, yaitu orang-orang yang   sekedar mengugurkan kewajiban, atau sekedar
        yang dikatakan benar-benar mendapatkan   sangat peduli dengan sesama, seperti; suka   menahan makan dan minum.
        berkah dan ampunan Allah SWT selama   berbagi makanan kepada faqir dan miskin,
        bulan Ramadhan yaitu orang-orang yang   suka bersedekah dan sedekah. Bahkan,   Barang siapa yang masih pelit terhadap
        kesalehan pribadi dan sosialnya bertambah   selalu berusaha tidak merepotkan orang   sesama, baik pelit materi atau ilmu. Enggan
        pasca Ramadhan. Sebagaimana penuturan   lain. Allah SWT berfirman yang artinya”   berbagi kepada sesama, dengan beragama
        Rosulullah SAW yang artinya “rugi besar   jika kalian berbuat baik (ihsan), berarti   alasan, maka puasa Ramadhan selama
        bagi orang yang mendapatkan bulan   kalian telah berbuat baik kepada diri kalian   sebulan perlu juga di evaluasi. Begitu juga
        Ramadhan tetapi tidak mendapatkan   sendiri”. Rosulullah SAW bersabda”Allah   jika mendapati seseorang yang masih
        ampunan Allah SWT” (HR.Al-Hakim)    senantiasa bersama (membantu) hamba-  enggan memaafkan kesalahan sesama,
                                            Nya, selama hamba itu selalu membantu   padahal dia tahu bahwa memaafkan itu
         Secara pribadi, mestinya orang yang   saudaranya”.                      perintah Allah SWT dan tuntunan sunnah
        berpuasa selama bulan suci Ramadhan                                      Rosulullah SAW, maka puasa Ramadhan
        benar-benar terlihat perubahan yang nyata   Dalam bahasa Al-Quran, orang yang   selama sebulan perlu dievaluasi.
        (positif), seperti; menjaga sholat lima waktu   menunaikan ibadah puasa selama bulan
        dengan berjamaah, menjaga sholat sunnah   puasa penuh yang dilandasi iman dan   Jika belum bisa menjadi orang yang
        rawathib, dan juga sunnah dhuha. Bahkan,   semata-mata karena Allah SWT, niscaya   bertaqwa yang sesungguhnya ketika puasa
        sholat malam dan witirnya tidak berubah,   ia akan menjadi orang yang bertaqwa   bulan suci Ramadhan. Setidaknya puasa itu
        baik durasinya mapupun kualitas dan   (muttaqin). Ciri khas orang yang bertaqwa   menjadi pelebur dosa-dosa, sebagaimana
        kuantitasnya, sebagaimana kebiasaan pada   itu “tidak suka marah (menahan amarah),   yang disampaikan Rosulullah SAW “antara
        bulan suci Ramadhan.                suka berbagi baik dalam kondisi sulit   shalat yang lima waktu, antara jum’at yang
                                            maupun lapang, dan menjadi orang yang   satu dan jum’at berikutnya, antara Ramadhan
         Kendati demikian, walaupun mengalami   pemaaf (bukan pendendam). Begitulah   yang satu dan Ramadhan berikutnya, di
        perubahan positif yang sangat nyata, orang   penjelasan Al-Quran.        antara amalan-amalan tersebut akan diampuni
        tersebut tidak pernah merasa lebih baik                                  dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-
        baik dari pada orang lain. Semakin    Di atas itu adalah standarisasi kualitas   dosa besar (HR Muslim). Dengan catatan,
        bertambah ilmunya, akan semakin bertambah   ibadah puasa seseorang. Barang siapa yang   sholat, puasa dilaksanakan dengan sebaik-
        sifat tawadu’nya (rendah hatinya). Di dalam   berpuasa penuh selama bulan suci Ramadhan,   baiknya, atas dasar penuh ke-iman dan
        kitab Risalah Al-Qusairiyah dikatakan   menghidupkan malamnya dengan tarawih   semata-mata karena Allah SWT. (Red*)
        “orang yang merasa dirinya tawadu’ (rendah   dan witir, dan juga membaca Al-Quran.



       4   Majalah Komunitas Sabilillah
           Edisi 142 / Juli 2016 / Thn: 07
   1   2   3   4   5   6   7   8   9