Page 245 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 245

231



                tersebut  meliputi  kekuasaan  membentuk  undang-undang  (legislatif),
                kekuasaan menjalankan hukum (eksekutif), kekuasaan menegakkan hukum
                (yudikatif), kekuasaan mengawasi penggunaan keuangan. Dari pengalaman
                sejarah, dapat dilihat bagaimana hukum yang tertulis dan yang hidup dalam
                masyarakat memberi makna bagi kehidupan manusia, sehingga diharapkan
                mengatur  manusia  agar  tertib  dan  teratur  sebagaimana  yang  diinginkan
                oleh masyarakat. Di sini dipahami bahwa kemanusiaan menjadi awal dari
                segalanya, sebab hukum tidak berawal dari dirinya sendiri, melainkan dari
                manusia  dan  kemanusiaan,  sehingga  hukum  dalam  masyarakat  harus
                melayani  kehidupan masyarakat.  Kemanusiaan  menjadi  bingkai  saat  kita

                berbicara mengenai hukum.
                     Suatu  aturan  atau  hukum  yang  baik  haruslah  aturan  yang
                mengandung  rasa  keadilan  baik  bagi  yang  mengatur  maupun  bagi  yang
                diatur, serta memperhatikan nilai-nilai dan kenyataan yang hidup dalam
                masyarakat. Hukum yang baik harus mengandung nilai-nilai yang tumbuh
                dan  berkembang  dalam  masyarakat,  sehingga  apabila  hukum  tersebut
                diwujudkan dalam undang-undang sejatinya tidak lagi memerlukan sarana
                pemaksa agar dipatuhi oleh masyarakat, sebab masyarakat sudah terbiasa
                melakukan hal tersebut sebelum menjadi undang-undang. Memang tidak

                disangkal bahwa pembuatan peraturan yang materi muatannya berasal dari
                nilai-nilai  yang  tumbuh  dan  berkembang  dalam  masyarakat  adalah
                merupakan pekerjaan yang tidak mudah mengingat sangat heterogennya
                masyarakat Indonesia. Sementara hukum, khususnya hukum tertulis yang
                berbentuk  undang-undang  sifatnya  harus  umum,  artinya  berlaku  untuk
                semua warga negara, golongan, suku, agama, tanpa kecuali dan berlaku di
                seluruh  wilayah  negara.  Mengingat  hal-hal  tersebut  terbayang  betapa
                sulitnya untuk menyusun undang-undang yang dapat diterima dan dipatuhi
                oleh  semua  pihak.  Namun  kesulitan  itu  seharusnya  dijadikan  tantangan
                bagi pembuat undang-undang untuk menghasilkan undang-undang yang

                baik  dan  bukan  menghindarinya  dengan  membuat  undang-undang  atas
                dasar  pesanan  dari  golongan  tertentu  saja  yang  pada  akhirnya  akan
                membawa bencana bagi bangsa dan negara.
                     Menurut Friedman untuk bekerjanya hukum dengan baik diperlukan
                adanya sistem hukum yang meliputi substansi hukum, struktur hukum dan
                budaya  hukum,  yang  di  dalam  operasi  aktualnya  merupakan  sebuah
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250