Page 246 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 246
232
8
organisme kompleks di mana stuktur, substansi, dan kultur berinteraksi.
Substansi hukum tersusun dari peraturan dan ketentuan mengenai
bagaimana hukum yang berasal dari masyarakat dibentuk serta mengatur
bagaimana institusi yang menjalankannya harus berperilaku. Contohnya
undang-undang yang dibuat oleh DPR dan Pemerintah, demikian pula
peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan lain-lain. Struktur hukum
adalah kerangka badannya, yang meliputi badan-badan yang berperan
dalam lahirnya hukum dan penegak hukum yang menjaga bekerjanya
hukum dengan baik dan benar. Struktur sebuah sistem yudisial terbayang
ketika berbicara tentang kepolisian, penuntut umum, hakim, advokat,
Komisi Pemberantasan Korupsi, dan sebagainya. Selain kedua hal di atas,
terdapat kekuatan-kekuatan sosial yang selalu menjalankan hukum sebagai
unsur sikap dan nilai sosial, yang dikenal sebagai kultur hukum. Kultur
hukum mengacu pada bagian-bagian yang ada pada kultur umum – adat
kebiasaan, opini, cara bertindak dan berpikir – yang mengarahkan
kekuatan-kekuatan sosial menuju atau menjauh dari hukum dan dengan
cara-cara tertentu. Salah satu budaya hukum yang memberi pencitraan
tentang hukum Indonesia ialah adanya watak kekeluargaan yang dimuat di
dalam UUD Negara RI Tahun 1945 yang tidak dapat dilepaskan dari
pengetahuan tentang sosiologi Indonesia, antropologi Indonesia, psikologi
Indonesia dan lain-lain. Di sini pencitraan diri dapat dilihat sebagai satu sisi
dari budaya hukum, tentang bagaimana hukum dibuat dan diterima oleh
9
suatu bangsa dan merupakan perwujudan dari pencitraan diri.
Ketaatan rakyat kepada pemerintah dilandasi pada pemahaman
bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan rakyat, sehingga
apabila seseorang berbuat jahat, ia patut takut akan pemerintah yang
menyandang pedang dan sebagai hamba Allah berkuasa untuk
membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat (Rm. 13:6). Hal
itu menuntut adanya ketaatan kepada pemerintah, meskipun bukan berarti
bahwa pemerintah tidak bisa salah atau keliru. Bahkan di dalam Yeremia 9:7
Allah memerintahkan bangsa Israel agar mengusahakan kesejahteraan kota
ke mana mereka dibuang dan berdoa untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
8 Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum. Perspektif Ilmu-ilmu Sosial (diterjemahkan dari:
The Legal System. A Social Science Perspective, oleh: M. Khozim). (Bandung: Nusa Media,
2011), 15-19.
9 Satjipto Rahardjo. Hukum dalam Jagat Ketertiban, 145.

