Page 31 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 31

17



                  kurikulum  dapat  diterapkan  dengan  kesungguhan,  kesetiaan,  dan
                  berkesinambungan. Itulah mengapa pendidikan disebut bersifat agama.
                  Karena  Tuhan  sendiri  yang  memerintahkan  kepada  umat-Nya  untuk
                  mendidik  dari  generasi  ke  generasi  agar  mengenal  Tuhan  melalui
                  pendidikan yang dimulai dari keluarga.

                  b.  Pendidikan Agama Kristen dalam Perjanjian Baru
                        Pendidikan Agama Kristen tidak dapat kita lepaskan dengan Yesus
                  sejarah. Sebagai manusia biasa, Yesus juga harus belajar dengan semua
                  pengetahuan  dalam  pengajaran  agama  Yahudi.  Dia  juga  belajar  dari

                  keluarganya, di sekolah sinagoge, dan dunia sekitarnya sehingga  Yesus
                  muncul menjadi sosok Guru Agung yang dikagumi oleh banyak orang,
                  bahkan sampai sekarang ini. Semua hal ini dicatat oleh murid-murid-Nya
                  sebagai dasar Pendidikan Agama Kristen yang kita pelajari.
                        Pendidikan agama dalam Perjanjian Baru masih memakai prinsip
                  Perjanjian Lama namun para murid diberi agenda baru oleh Yesus untuk
                  melaksanakan  praktik  pendidikan  (Mat.  28:16-20).  Robert  W.  Pazmino
                  menjelaskan  tujuan  pelayanan  pemuridan  adalah  memampukan  orang
                  lain menjadi murid Kristus yang taat. Dalam hal ini Yesus memberikan

                  penyertaan  dan  otoritas  yang  memampukan  murid-murid-Nya  untuk
                  mengajar. Contohnya dalam Injil Matius 5:1-7;27 tentang kotbah di atas
                  bukit; 13:1-52 mengenai surat tugas Yesus kepada dua belas murid tentang
                  garis besar misi Yesus; 18:1-35 tentang teladan hidup, yaitu disiplin gereja
                  dan komitmen para murid untuk hidup dalam kasih dan kebenaran; 23:1-
                  25;46  tentang  eskatologi  (akhir  zaman)  kedatangan  Yesus  kedua  kali.
                  Melalui  murid-murid  pendidikan  terfokus  pada  visi,  misi  dan  memori
                           30
                  kristiani.   Sedangkan  Lukas  menerangkan  tentang  metode  Sang  Guru
                  yaitu metode pengajaran. Dikisahkan dalam Lukas 24:13-35 dalam suatu
                  perjalanan ke Emaus seperti metode diskusi (ay. 14), pertanyaan terbuka

                  (ay. 17), koreksi dan klarifikasi (ay. 25-27), keteladanan (ay. 30-31) serta
                  respon (ay. 33-35). Yesus memakai momen tersebut sebagai upaya agar
                  murid-murid-Nya merespon panggilan Tuhan dengan hati dan  terlibat
                                                   31
                  aktif dalam dialog keselamatan.

                30  Robert W. Pazmino, Ibid., 39-40.
                31  Robert W. Pazmino, Ibid., 42, 44.
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36