Page 447 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 447
Mesh 2 dengan arus fasor I2.
Arus fasor mesh I2 memasuki tidak bertanda titik pada L1 dan juga
memasuki tidak bertanda titik pada L2, sehingga tegangan induksi pada L1
positif yaitu: jωMI2, sementara arus mesh (-I3) memasuki tidak bertanda
titik pada L2 sehingga tegangan induksi pada L1 negatif, yaitu: -jωMI3.
Dengan demikian maka, tegangan induksi pada L1 adalah: jωMI2 - jωMI3
atau: jωM(I2 - I3).
Arus fasor mesh I2 memasuki tidak bertanda titik pada L2 dan juga
memasuki tidak bertanda titik pada L1, sehingga tegangan induksi pada L2
positif yaitu: jωMI2, sementara arus mesh (-I1) memasuki tidak bertanda
titik pada L1 sehingga tegangan induksi pada L2 negatif, yaitu: -jωMI1.
Dengan demikian maka, tegangan induksi pada L2 adalah: -jωMI1 + atau:
jωM(I2 - I1).
Persamaan tegangan pada mesh 2 searah jarum jam sebagaimana
dinyatakan oleh persamaan 10.60].
1
jω7( − ) + jω2( − ) + ( ) + jω6( − )
jω1
+jω2( − ) = 0
atau:
1
−jω9 (jω17 + jω1 ) − jω8 = 0 [10.60]
Mesh 3 dengan arus fasor I3.
Arus fasor mesh I3 memasuki tidak bertanda titik pada L2, sementara arus
mesh I1 memasuki bertanda titik pada L1 sehingga tegangan induksi pada
L2 positif, yaitu: jωMI1. Arus mesh (-I2) memasuki bertanda titik pada L1
sehingga tegangan induksi pada L2 negatif, yaitu: - jωMI2. Dengan
demikian maka, tegangan induksi pada L2 adalah: jωMI1 - jωMI2 atau:
jωM(I1 - I2).
Persamaan tegangan pada mesh 3 adalah searah jarum jam sebagaimana
dinyatakan oleh persamaan [10.61].
jω6( − ) + jω2( − ) + 3 = 0
atau:
354

