Page 15 - Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital”
P. 15
Dewan Guru Besar yang saya hormati,
GELOMBANG MEDIATISASI
Mediatisasi bukanlah terminologi baru, karena sejak abad 20
sudah dapat ditelusuri. Salah satunya, penelitian Ernst Manheim
(1933) yang menulis tentang mediatisasi hubungan manusia secara
langsung dan membedakan konsep “mediatisasi” dan “mediasi”
(Asih, 2022). Menurut Roger Silverstone bahwa “mediasi” sebagai
pergerakan makna dari satu teks ke teks lainnya, dari satu wacana ke
wacana lainnya, dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya (Silverstone,
2002). Mediasi adalah konsep untuk berteori tentang proses
komunikasi secara menyeluruh, sedangkan mediatisasi adalah istilah
yang lebih spesifik untuk berteori tentang perubahan terkait media.
Couldry dan Hepp (2016: 48) berpendapat bahwa sejarah
mediatisasi selama lima hingga enam abad terakhir dapat dipahami
dalam tiga gelombang berturut-turut dan tumpang tindih, di mana
model komunikasi telah berkembang dan keterkaitannya menjadi jauh
lebih kompleks (Couldry & Hepp, 2016). Gelombang tersebut adalah
gelombang mekanisasi, gelombang elektrifikasi dan gelombang
digitalisasi. Namun bila dilihat dari perpektif mediatisasi media dan
politik, Strömbäck (2008) membagi perjalanan mediatisasi dalam
konteks media dan komunikasi politik menjadi empat fase yang
dibagi berdasarkan hubungan antara logika politik dan logika media
yang saling mempengaruhi di setiap fase dan berkembang seiring
berjalannya fase tersebut (Strömbäck, 2008). Gelombang atau fase,
baik yang melihat dalam perspektif kehidupan sosial ataupun media
dan politik, sebenarnya berjalan dalam waktu yang kurang lebih sama,
hanya saja pembabakannya memiliki pertanda yang berbeda.
Gelombang pertama disebut sebagai gelombang mekanisasi
ini melibatkan peningkatan koeksistensi dan pengaruh bersama antara
media cetak mekanis dengan manuskrip tulisan tangan dan media
Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital” 9

