Page 231 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 231

90% dari masalah hidup adalah reaksi kita sendiri, maka kitalah yang

                     harus belajar bagaimana bereaksi pada masalah itu. Dan Stoisisme
                     memberikan cara bagaimana kita bereaksi dengan "inner calm", dan
                     ekspresinya tidak perlu dengan murka, marah-marah, serta lebih fokus
                     pada mencari solusi.


                     Kamu juga aktif di media sosial, dengan segala konsekuensinya. Bisa
                     cerita pengalaman dalam bermedia sosial, seperti menghadapi hater,
                     dan lain-lain?


                     Saya suka mensimulasi dalam kepala saya sendiri, apa "the worst
                     case" kalau saya mengambil pilihan tertentu. Misalnya, bagaimana
                     kalau saya menjadi jurnalis, dan saya menulis sesuatu yang 'keras',
                     apa sih worst case that could happen? Pada saat masuk media sosial,
                     saya juga mensimulasi hal yang pasti terjadi di social media, bullying

                     (walaupun sejak di SMP saya sudah biasa menghadapi bullying]. Tapi,
                     bullying di social media kan beda banget dari masa SMP.

                     Kemudian saya membayangkan kalau saya di-bully berdasarkan
                     pemikiran, itu bisa sangat berbeda dengan jika d\-bully for no reason,
                     seperti saat SMP di mana banyak orang yang d'\-bully. Kalau kita
                     memberi sebuah pernyataan yang keras, yang challenge the norm of

                     society, mungkin kita akan menerima bullying yang jauh lebih parah
                     dari itu. Terus saya membayangkan, apa yang saya lakukan jika ada di
                     situasi itu.

                     Saya selalu simulasi the worst case sebelum memilih sesuatu. Untuk
                     apa? Untuk menjamin bahwa saya bisa react in the right manner
                     (bersikap dengan cara yang benar). Jadi, saya memutuskan untuk

                     latihan, dengan membaca bullying yang diterima orang-orang lain.
                     Saya mencari akun-akun yang sering d'\-bully orang, seperti Fadli Zon
                     atau Mulan Jamila. Saya baca aja bullying orang (kepada mereka),
                     (mau tahu) bullying bisa sampai sejauh mana sih. Akun Mulan Jamila
                     yang d'\-bully, anaknya sampai disumpahin cacat. Saya baca dan

                     renungkan kata-kata itu, supaya saya gak shock kalo (nanti) membaca
                     itu semua (terhadap saya).

                     Pada akhirnya serangan (terhadap saya) itu benar-benar terjadi, dan
                     persis seperti yang saya bayangkan. Saya dipanggil "cewek paling tolol
                     se-lndonesia", "Elo kaum sodomi, perek, gak punya agama ya?” dan
                     lain-lain. Ini semua udah saya expect. Jadi saya sudah prepare kondisi

                     emosional jauh sebelum itu semua kejadian.
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236