Page 42 - ALBAYAN EDISI 19
P. 42
CERPEN
Ting!! PENGEMBARA DUNIA
Denting bel berbunyi,
menandakan waktu ujian
akan segera dimulai. Hari ini Karya: Hasbi N. D. (X IPA IMAD Ikhwan)
adalah hari kedua ujian murid
kelas akhir. Murid-murid terli-
hat bersemangat pagi ini. Wa-
jah mereka terlihat semringah. Mereka ber-
jalan bersama, saling menanyakan apakah
semalam sudah belajar untuk menghadapi
ujian.
Satu-dua berjalan dengan lemas,
seolah semangat telah dicabut dari dirin-
ya. Bahkan, ada yang matanya membeng-
kak karena kekurangan tidur, melakukan
sistem kebut semalam. Sebuah senyuman
terukir di wajahku. Masa-masa ini akan se-
lalu kukenang dalam memoriku.
Aku bergegas menuju kelas. Ber-
jalan dengan tas tersampir di salah satu
pundakku. Sesampainya di kelas, aku
melangakahkan kakiku menuju “medan
perang”. Tak lama kemudian, panitia ujian
datang. Mereka mulai membagikan kertas
soal ujian.
Setelah pembacaan doa bersama,
semua peserta bisa memulai pertarungan.
Ujian pertama hari ini adalah matematika.
Otakku mulai bekerja untuk mencari jawa-
ban, sementara tanganku mulai menco-
rat-coret lembar jawaban. Tak butuh waktu
lama, aku hanya menggunakan separuh
waktu dari yang diberikan panitia ujian un-
tuk menyelesaikannya.
“Apakah sudah boleh dikumpulkan?” “Pak! Batagor seporsi, ya.” Aku mulai me-
Aku bertanya sambil mengangkat tangan. mesan makanan.
“Belum. Tunggulah sepuluh menit lagi,” “Pusing ya, Kal? Lumayan susah juga
jawab pengawas. ujiannya. Hadeuh, pagi-pagi udah ketemu
Baiklah, bisikku dalam hati. Setidakn- sama angka-angka,” ujar Bayu, kemudian
ya aku memiliki waktu untuk mengoreksi bapak penjual batagor membawakan pe-
jawabanku. sananku.
Sepuluh menit pun berlalu. Aku meng- “Iya. Untung semalem udah belajar,”
umpulkan lembar kertas soal ujian yang jawabku malas, kemudian mulai melahap
penuh dengan jawabanku. Panitia ujian batagor.
menatapku heran, namun aku tak peduli. “Ah, paling gek, nyontek,” tuduh Far-
aku melanjutkan langkahku ke kantin. Leb- han sambil memegang perutnya menahan
ih baik aku mengisi perutku dahulu, agar tawa.
tidak mengganggu konsentrasiku nanti. “Enggak,” jawabku kesal, “gak usah
Soal tadi lumayan menguras energi, itu nuduh, padahal diri sendiri ngelakuin,” bal-
membuatku lapar. Bayu dan Farhan pasti asku.
sudah menungguku sejak tadi. “Enggak lah. Kita mah, always jujur.” Far-
”Baru selesai, Kal? Biasanya udah ke han membalas.
kantin duluan?” Sesampainya di kantin, Kami masih menghabiskan waktu se-
Farhan menyambutku dengan pertanyaan. bentar lagi di kantin, setelah itu saling
“Iya,” jawabku selintas karena lapar,
42 MAJALAH AL-BAYAN
EDISI 19

