Page 272 - SENI BUDAYA KLS 9 - BUKU GURU
P. 272

smpyapiaparung ©®
   smpyapiaparung ©®


                     Tema bisa juga disebut muatan intelektual dalam sebuah permainan,
                 ini mungkin bisa diuraikan sebagai keseluruhan pernyataan dalam
                 sebuah permainan: topik, ide utama, atau pesan, mungkin juga sebuah
                 keadaan (Robert Cohen, 1983. hlm.54). Adhy Asmara (1979, hlm. 65)
                 menyebut tema sebagai premis, yaitu rumusan intisari cerita sebagai
                 landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian,
                 dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide dasar, gagasan, atau
                 pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya
                 cerita.



                                   Plot

                     Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
                 dengan saksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui perumitan
                 (penggawatan atau komplikasi) ke arah klimaks dan selesai. Rikrik El
                 Saptaria (2006. hlm.47) mengemukakan plot atau alur cerita merupakan
                 rangkaian peristiwa yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan
                 hukum sebab akibat. Plot disusun oleh pengarang dengan tujuan untuk
                 mengungkapkan buah pikirannya yang secara khas. Pengungkapan ini
                 lewat jalinan peristiwa yang baik, sehingga menciptakan dan mampu
                 menggerakkan alur cerita itu sendiri.

                     Ada sebagian orang menyebut plot sebagai kerangka cerita, karena
                 terdiri atas peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dalam cerita.
                 Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita akan membuat suatu
                 rangkaian peristiwa dan menjalankan gerak cerita sampai akhir cerita.
                 Peristiwa-peristiwa itu terjadi karena sebab akibat. Peristiwa yang satu
                 adalah akibat atau sebab dari pertistiwa yang lain. Kerangka cerita yang
                 paling sederhana hanya terdiri atas pemaparan, konfl ik, dan penyelesaian
                 atau awal, tengah, dan akhir. Pemaparan atau awal, biasanya hanya
                 berisi penjelasan atau perkenalan peran-peran yang ada dalam cerita
                 tersebut, lokasi atau tempat kejadian peristiwa cerita, waktu peristiwa
                 itu berlangsung. Bagian awal atau pemaparan ini terkadang sudah
                 memunculkan masalah yang dihadapi oleh peran-peran yang ada, dan
                 bagaimana mencari cara menyelesaikan masalah tersebut.
                     Bagian tengah atau konfl ik berisi kejadian-kejadian yang saling
                 terkait dan menjadi masalah pokok yang disampaikan pada penonton.
                 Masalah-masalah ini membutuhkan penyelesaian atau jawaban
                 untuk menyelesaikannya. Peristiwa-peristiwa pada bagian tengah ini
                 seharusnya dibuat semenarik mungkin sehingga membentuk jalinan
                 peristiwa yang indah. Pada bagian ini juga terjadi rintangan-rintangan




                                                                           Seni Budaya       261
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277