Page 274 - SENI BUDAYA KLS 9 - BUKU GURU
P. 274

smpyapiaparung ©®
   smpyapiaparung ©®



                                     Tokoh Cerita

                     Peran adalah makhluk hidup yang memiliki hidup dan kehidupan
                 dalam dunia lakon hasil dari imajinasi seorang penulis. Peran itu harus
                 hidup, dalam arti memiliki dimensi kehidupan atau memiliki karakter.
                 Karakter itu bisa jahat, baik, bodoh, jenius, kaya, miskin, dan lain-lain.
                 Tugas seorang penulis lakon adalah mendeskripsi secara ringkas peran-
                 peran tersebut. Oleh karena peran itu hidup, maka perlu dijelaskan
                 identitas dari peran tersebut, misalnya nama, umur, jenis kelamin,
                 bentuk fi siknya, jabatannya, dan sisi kejiwaannya. Hal ini penting sebagai
                 gambaran awal bagi seorang calon pemeran ketika hendak memainkan
                 peran tersebut.
                     Untuk mencari gambaran peran yang hendak ditulis, seorang penulis
                 lakon bisa melakukan observasi, baik dari kehidupan keseharian atau
                 yang ada di lingkungan sekitarnya, maupun dari kenangan yang pernah
                 dialaminya. Lakukan observasi dan tulis secara detail peran tersebut.
                 Susun semua peran tersebut dalam satu susunan peran yang akan
                 mengisi kehidupan dunia lakon. Detail yang harus dideskripsikan ialah
                 ada dan bagaimana tokoh mengenakan pakaian, bersamaan dengan itu
                 juga bagaimana profi l kepribadian tokoh dengan mengacu kepada sejarah
                 singkat kehidupannya.

                     Langkah selanjutnya adalah meletakan peran yang telah ditulis dan
                 dideskripsikan tersebut ke dalam latar cerita yang telah dibuat. Peran
                 dituliskan secara sederhana dengan kegiatan yang spesifi k,  misalnya
                 seorang bapak sebagai guru yang dibenci siswanya. Penjelasan yang
                 lebih detail bisa dimasukkan dalam dialog yang akan diucapkan oleh
                 peran-peran yang ada dalam lakon tersebut.
                     Buatlah peran tersebut menjadi hidup, dengan membuatnya
                 bicara atau beraksi. Membuat peran bicara bisa dilakukan dengan
                 mempertemukan dua peran atau lebih dalam suatu suasana dan masalah
                 yang telah dirancang. Buatlah konfl ik antar peran dan konfl ik itu dapat
                 sangat sederhana, dapat juga konfl ik yang rumit. Konfl ik sederhana dapat
                 terjadi karena adanya kesalahpahaman yang berakhir dengan kerumitan
                 dan penyelesaian. Peran bisa hidup karena penulis menciptakan
                 rintangan-rintangan terhadap keinginan peran tersebut. Dengan adanya
                 rintangan, peran tersebut akan menciptakan dan mencari taktik yang
                 dirasakan kongkret atau bisa dilakukan, juga akan menciptakan dialog
                 yang wajar.







                                                                           Seni Budaya       263
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279