Page 288 - SENI BUDAYA KLS 9 - BUKU GURU
P. 288

smpyapiaparung ©®
   smpyapiaparung ©®


                     cita-citanya. Kedua, tokoh antagonis adalah tokoh yang muncul
                     dalam lakon dan melawan atau menghalang-halangi cita-cita
                     tokoh  protagonis. Ketiga, tokoh  tritagonis yaitu tokoh yang
                     muncul dalam lakon dan berpihak pada kedua kubu atau malah
                     berada di luar kedua kubu, tokoh tritagonis merupakan pihak
                     ketiga.

                 b.  Penguasaan Peran

                     Kerja sutradara adalah membuat konsep pementasan dan melatih
                 pemeran untuk menguasai peran yang akan dimainkan. Sutradara
                 dan pemeran sudah harus menguasai peran yang hendak dipentaskan.
                 Penguasaan peran ini sangat penting bagi seorang pemeran, karena yang
                 dimainkan oleh seorang pemeran adalah peran yang ada dalam naskah
                 lakon dan harus menghidupkan peran tersebut melalui dirinya. Untuk
                 dapat menguasai dan menghayati peran yang akan dimainkan, seorang
                 pemeran bisa melakukan langkah kerja sebagai berikut.
                 1.  Mengumpulkan tindakan pokok peran, yaitu mengidentifi kasi
                     tindakan-tindakan dan laku yang akan dimainkan oleh pemeran.
                     Misalnya, pemeran akan memainkan siswa yang nakal, mungkin pada
                     adegan pertama, tindakan pokoknya adalah suka mengganggu siswa
                     yang lain. Adegan kedua, melakukan tindakan pokok marah-marah
                     karena mendapat perlawanan dari siswa yang lain. Adegan ketiga,
                     siswa tersebut akan melakukan tindakan pokok menjadi siswa yang
                     alim dan tidak suka kalau melihat siswa yang nakal karena sudah
                     sadar bahwa tindakan nakal itu tidak baik dan seterusnya.

                 2.  Mengumpulkan sifat dan watak peran dengan cara menganalisis
                     sifat dan watak peran dalam naskah lakon. Setelah mendapatkan
                     semua sifat dan watak peran, hubungkan dengan tindakan pokok
                     peran yang harus dikerjakan, ditinjau mana yang memungkinkan
                     ditonjolkan sebagai alasan untuk tindakan-tindakan peran.
                 3.  Mencari penonjolan karakter peran dengan cara mencari bagian-
                     bagian dalam naskah yang memungkinkan untuk ditonjolkan
                     karakter dari peran tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memberi
                     gambaran sifat peran yang akan dimainkan. Misalnya: peran Raja
                     Lear adalah gambaran dari orang yang suka dipuji, maka seorang
                     pemeran harus menonjolkan sifat itu ketika ada kesempatan dalam
                     suatu adegan. Penonjolan ini bisa digambarkan dengan pose tubuh,
                     tingkah laku, cara bebicara, dan ekspresi muka.

                 4.  Mencari makna dialog dari peran yang akan dimainkan. Dialog-
                     dialog peran terkadang menggunakan bahasa sastra atau kiasan
                     yang mempunyai makna tersirat. Tugas seorang pemeran adalah



                                                                           Seni Budaya       277
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293