Page 289 - SENI BUDAYA KLS 9 - BUKU GURU
P. 289

smpyapiaparung ©®
   smpyapiaparung ©®


                  mencari makna yang tersirat tersebut sehingga dimengerti. Jika kita
                  memahami makna kata tersebut maka kita dapat mengekspresikan
                  baik lewat bahasa verbal maupun bahasa tubuh.

              5.  Menciptakan gerakan-gerakan dan ekspresi peran. Langkah ini
                  bisa dilakukan ketika kita benar-benar merasakan gejolak batin
                  atau emosi ketika mengucapkan dialog. Jika kita tidak merasakan
                  itu, maka gerak dan ekspresi yang timbul bersifat klise atau dibuat-
                  buat. Untuk dapat menciptakan gerak dan ekspresi terlihat natural,
                  seorang pemeran dituntut untuk merasakan gejolak batin  atau emosi
                  peran yang dimainkan.

              6.  Menemukan timing yang tepat, baik timing gerakan maupun timing
                  dialog. Langkah kerja ini dimulai dengan menganalisis dialog peran
                  dengan cara membagi dialog tersebut menjadi bagian-bagian kecil.
                  Fungsi dari langkah ini adalah untuk mengetahui makna yang
                  sebenarnya dari dialog tersebut. Kalau sudah diketahui, maka bisa
                  diucapkan dengan timing yang tepat serta dipertegas dengan gerakan.
              7.  Mempertimbangkan teknik pengucapan dialog peran. Langkah ini
                  dilakukan untuk memberikan tekanan dan penonjolan watak
                  peran. Setelah kita membagi-bagi dialog dalam beat, maka tinggal
                  mempertimbangkan bagaimana cara mengucapkan dialog tersebut.
                  Apakah mau diberi tekanan pada salah satu kata, diucapkan dengan
                  dibarengi gerak, diucapkan dulu baru bergerak, atau bergerak dulu
                  baru diucapkan. Harus diingat bahwa pemberian tekanan pada dialog
                  atau gerak-gerak yang kita ciptakan harus mempunyai tujuan, yaitu
                  penggambaran watak peran yang kita mainkan.
              8.  Merancang garis pemeranan yang akan dimainkan sehingga setiap
                  peran yang dimainkan mengalami perkembangan menuju titik
                  klimaks. Garis permainan hampir sama dengan tangga dramatik
                  lakon. Tindakan-tindakan peran yang kuat dihubungkan dengan
                  gambaran watak peran yang kuat pula.

              9.  Mengkompromikan rancangan peran yang akan dimainkan dengan
                  sutradara. Tugas utama seorang pemeran adalah merancangkan dan
                  menciptakan peran yang akan dimainkan. Perancangan peran yang
                  kita ciptakan dari hasil analisis peran, observasi, dan interpretasi
                  harus dikompromikan dengan sutradara. Sedetail apapun ran-
                  cang an peran yang kita ciptakan, tetapi tetap harus kompromi
                  dengan imajinasi dan rancangan sutradara sebagai perangkai dari
                  keseluruhan artistik di atas pentas.







                278 Kelas IX SMP/MTs
                    Buku Guru
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294