Page 184 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 184

Bab 9 Sistem Limfatik                                         165


              Proses peradangan:
              Proses peradangan atau inflamasi secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai
              berikut. Ketika sel tubuh terluka, sel tersebut melepaskan zat kimia inflamasi
              termasuk histamin dan kinin. Pelepasan histamin, kinin dan zat kimia lainnya
              menyebabkan  pembuluh  darah  di  daerah  yang  terkena  melebar  dan  kapiler
              menjadi ‘bocor’, mengaktifkan respon nyeri, dan menarik sel-sel fagosit dan
              sel darah putih untuk mendekat ke daerah yang luka. Proses ini dinamakan
              kemotaksis.
              Dilatasi  pembuluh  darah  meningkatkan  aliran  darah  ke  area  cedera/  luka
              tersebut, sehingga menyebabkan kemerahan atau panas yang dapat diamati.
              Selanjutnya, peningkatan permeabilitas kapiler memungkinkan plasma bocor
              dari darah ke dalam ruang interstisial, menyebabkan edema lokal yang juga
              mengaktifkan reseptor nyeri di daerah tersebut.
              Jika area yang edema dan nyeri adalah persendian, maka fungsinya mungkin
              akan terganggu sementara waktu, yang memaksa bagian yang luka atau cedera
              tersebut  untuk  beristirahat,  dan  hal  tersebut  akan  membantu  proses
              penyembuhan.
              Sistem Pertahanan Adaptif
              Sistem pertahanan tubuh adaptif sering disebut sebagai garis pertahanan ketiga
              tubuh. Sistem ini bersifat memberi pertahanan secara spesifik, di mana sistem
              fungsional  tertentu  akan  mengenali  molekul  asing  (antigen)  dan  bertindak
              untuk menonaktifkan atau menghancurkannya secara spesifik.
              Ada tiga aspek penting dari sistem pertahanan adaptif:

              1.  Bersifat antigen-spesifik
                  Sistem  pertahanan  ini  dapat  mengenali  dan  bertindak  melawan
                  patogen atau zat asing tertentu.
              2.  Bersifat sistemik
                  Reaksinya  tidak  terbatas  hanya  pada  lokasi  atau  area  lokal  yang
                  pertama kali terinfeksi.
              3.  Memiliki  “ingatan”  yang  disimpan  saat  pertama  kali  mengenali
                  antigen  tertentu,  sehingga  meningkatkan  serangan  yang  lebih  kuat
                  untuk  melawan  kembali  jenis  patogen  yang  pernah  dikenali
                  sebelumnya.
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189