Page 337 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 337
318 Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
19.2 Keseimbangan Cairan
Tubuh manusia terdiri dari sekitar 70% air. Dua pertiga dari air ditemukan
dalam cairan intraseluler. Sepertiga lainnya ditemukan dalam cairan
ekstraseluler dan terdiri dari air dan natrium klorida. Cairan ekstraseluler
selanjutnya dikategorikan sebagai cairan intravaskuler dan interstisial. Tubuh
mempertahankan keseimbangan cairan ke molekul, termasuk elektrolit, yang
dikenal sebagai homeostasis (Kee et al., 2010).
Homeostasis dipertahankan melalui pengangkutan zat terlarut melalui
membran semipermeabel. Hal ini dicapai dengan menggunakan banyak proses
yang berbeda. Proses difusi terjadi ketika ion dan molekul dalam larutan
menyebar untuk distribusi yang seragam. Filtrasi adalah proses di mana cairan
atau gas melewati filter (membran) dengan kekuatan tekanan. Osmosis terjadi
ketika zat terlarut melewati membran, meninggalkan larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi ke larutan dengan konsentrasi lebih rendah, sehingga
menyeimbangkan zat terlarut di kedua sisi membran.
Akhirnya, transpor aktif adalah proses zat terlarut bergerak melawan gradien
elektrokimia, seperti pompa natrium-kalium yang menggerakkan elektrolit
bolak-balik tergantung pada kebutuhan sel (Merishi & Feinfeld, 2009). Untuk
cairan dalam tubuh, osmolalitas serum normal— konsentrasi zat terlarut dalam
cairan intravaskular—adalah 275 hingga 295 mOsm/kg (Kee et al., 2010).
Oleh karena itu, setiap osmolalitas serum yang lebih besar dari 295 dikenal
sebagai hiperosmolar, sedangkan osmolalitas serum yang kurang dari 275
dikenal sebagai hipoosmolar. Osmolalitas cairan tubuh memengaruhi tonisitas
cairan, tekanan atau ketegangan zat terlarut dalam larutan, dan akan
berdampak pada konsentrasi berbagai zat terlarut dan fungsi normal dalam sel
(Kee et al., 2010).
Hal ini dikenal sebagai tekanan osmotik, yang sebanding dengan osmolalitas
larutan. Mengacu pada tubuh manusia, larutan isotonik memiliki tekanan
osmotik yang sama dengan cairan intravaskular (Merishi & Feinfeld, 2009).
Contoh larutan isotonik meliputi natrium klorida 0,9%, Ringer laktat (RL), dan
dekstrosa 5% dalam air. Untuk alasan ini, larutan ini biasanya merupakan lini
pertama yang digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh
(Kee et al., 2010). Larutan hipertonik, yang memiliki tekanan osmotik lebih
tinggi dibandingkan dengan cairan intravaskular, termasuk dekstrosa 5%
dalam natrium klorida 0,9% atau RL. Larutan hipertonik dapat digunakan

