Page 147 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 147
Tegangan fasor pada masing-masing elemen resistor dan induktor adalah VR = ZR
0
I = 10 I dan VL = ZL I = j10 I serta = 20 ∠ 0 sehingga persamaan [2.49]
menjadi:
0
−20 ∠ 0 + 10 + j10 = 0
Dan arus fasor dalam bentuk polar adalah:
20∠0 0 20∠0 0 20 ∠ 0 0 0
= = 10 = = 1,41 ∠ − 45 ampere
10+j10 √10 +10 tan −1 ( ) √200 ∠45 0
2
2
10
Arus fasor I dinyatakan dalam bentuk polar sebagaimana dinyatakan oleh
persamaan [2.50].
0
= I ∠ φ = 1,41 ∠ −45 ampere [2.50]
m
Arus fasor I pada persamaan [2.50] ditransformasi ke domain waktu menjadi:
i(t) = I cos(2000t + φ) = 1,41 cos(2000t − 45 ) ampere
0
m
Dengan menetapkan tegangan sebagai referensi, maka arus menyusul (lagging)
0
tegangan sebesar 45 (tanda minus pada sudut fase). Dalam hal ini, rangkaian
disebut bersifat induktif.
Impedansi ekivalen (Zek) dari rangkaian dilihat dari sisi sumber tegangan adalah:
Z ek = Z + Z = 10 + j10 ohm
L
R
4.2.2 Rangkaian RC Seri
Analisis rangkaian listrik berikutnya dengan fasor, dilakukan terhadap rangkaian
gambar 2.12.
Rangkaian ini terdiri dari resistor dengan resistansi R, dihubungkan seri dengan
kapasitor dengan kapasitansi C (kombinasi RC seri), kemudian dihubungkan
dengan sumber tegangan sinusoida.
54

