Page 15 - SKI 9 Semester Ganjil
P. 15

BAB 4

                        Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal Dari Berbagai Suku
                                                        Di Indonesia




                  Sebuah pengantar



       Usaha “membumikan” nilai-nilai Islam melalui dakwah wali songo sampai periode KH. Abdurahman
       Wahid dengan istilah “pribumisasi Islam” jejaknya masih nampak jelas sampai saat ini.

       Implementasi  nilai-nilai  ajaran  Islam  dalam  kehidupan  sehari-hari  misalnya;  penggunaan  nama-
       nama hari dalam penanggalan yaitu ahad, senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu; nama-nama
       orang seperti Ahmad, Muhammad, Abdullah, Abdur Rahman, dan lain-lain; pemakaian perhitungan
       dengan bulan-bulan Hijrah untuk kegiatan ibadah keagamaan.

       Masyarakat  Indonesia  sebelum  kedatangan  Islam  ada  yang  sudah  menganut  agama  dan  atau
       kepercayaan.  Para  Wali  Songo  dakwahnya  bisa  diterima  oleh  masyarakat  setempat,  melalului
       pendekatan  budaya  dengan  cara-cara  yang  bijaksana  dan  dengan  berpedoman  tidak  menyimpang
       dari  ajaran  Islam.  Selanjutnya  terjadi  proses  akulturasi  (percampuran  budaya).  Proses  ini
       menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang
       merupakan kearifan lokal.


       Kearifan lokal yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia sebagai
       wujud mengapresiasi nilai-nilai ajaran Islam harus kita lestarikan dan dihormati.

       Salah  satu  wujud  nyata  bangsa  Indonesia  dalam  mengapresiasi  nlai-nilai  kearifan  lokal  dan
       keberagaman  seabagai  kekayaan  sekaligus  sebuah  keniscayaan.  Perbedaan,  keberagaman  bukan
       sebagai  alasan  untuk  bercerai  berai  namun  justru  sebaliknya  sebagai  sarana  untuk  bersatu  padu
       menuju Indonesia maju dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20