Page 14 - PRAKARYA KLS 9 BUKU GURU
P. 14

smpyapiaparung ©®
   smpyapiaparung ©®


                 khusus, maka pilihan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
                 learning) lebih ditekankan. Sedangkan, apabila tujuan pembelajarannya
                 adalah agar peserta didik mencapai kapasitas penguasaan pengetahuan
                 dalam praktek secara umum, maka kombinasi ketiga model diperlukan.
                 Proses pembelajaran sebagai proses penanaman sikap spiritual dan sosial
                 dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) dan langsung (direct
                 teaching). Secara tidak langsung melalui keteladanan dan budaya sekolah,
                 secara langsung melalui pembiasaan, kedisiplinan pengerjaan tugas, diskusi,
                 dan kerja sama kelompok.
                     Model-model pembelajaran tersebut umumnya akan menghasilkan
                 bermacam-macam lembar kerja yang merupakan hasil bukti belajar (Evidence

                 Based Practice) yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian hasil belajar
                 peserta didik.  Adapun, Guru sebagai pendidik dan fasilitator hendaknya
                 mengasah kreativitasnya dalam menggunakan suatu model pembelajaran
                 dan mempersiapkan secara matang, sehingga pembelajaran aktif dengan
                 pendekatan saintifi k dapat berjalan dengan baik.


                 B. MUATAN LOKAL

                     Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang
                 berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal
                 yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman siswa terhadap potensi
                 di daerah tempat tinggalnya. Sesuai dengan Kerangka Dasar dan Struktur
                 Kurikulum tahun 2013, bahwa mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya dan
                 Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Kesehatan termasuk dalam Kelompok
                 B.
                     Artinya dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum mata pelajaran
                 tersebu mengakomodasi konten-konten kearifan lokal.  Hal ini sesuai dengan
                 arah pengembangan konten mata pelajaran Prakarya yang berpijak pada
                 kekuatan budaya lokal yang menjadi sistem nilai kerja dan potensi lokal di

                 setiap daerah, agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kearifan
                 lokal, nilai jati diri lokal dan kemandirian wirausaha.
                     Dapat dikatakan Kurikulum Prakarya telah terintegrasi secara langsung
                 dengan muatan lokal. Dengan karakteristik kurikulum Prakarya dan
                 Kewirausahaan seperti demikian, dapat menjadi sarana konservasi dan
                 pengembangan budaya dan kearifan lokal, sehingga budaya tersebut terjaga




                                                  Prakarya                              7 7
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19