Page 21 - Microsoft Word - 16 - LAYOUT BUKU - BIOKIMIA ENZIM DAN KARBOHIDRAT- dr. SRI FK UNIMAL - 2017
P. 21

B i o k i m i a   E n z i m  d a n  K a rb o h i d r a t

            protein enzim tidak berbeda dengan protein lainnya. Masing-masing
            enzim memiliki pH optimum yaitu kecepatan reaksi yang dikatalisis
            adalah  pada  kondisi  maksimum.  Pergeseran  kecil  pH  dari  nilai
            optimum  menurunkan  aktivitas  karena  perubahan  ionisasi  gugus
            dari sisi aktif enzim. Deviasi besar pH menyebabkan denaturasi dari
            protein enzim itu sendiri, oleh karena gangguan dengan banyaknya
            ikatan  non  kovalen  lemah  mempertahankan  struktur  3  dimensi
            enzim.  Kebanyakan  enzim  memiliki  suhu  optimum  sekitar  6,8,
            namun  ada  perbedaan  besar  dalam  pH  optimal  enzim  karena
            perbedaan  lingkungan  tempat  enzim  tersebut  bekerja.  Sebagai
            contoh,  enzim  pencernaan  pepsin  mampu  bekerja  pada  pH  sangat
            asam dari lambung (pH sekitar 2,0).

            b)  Pengaruh suhu
                   Suhu mempengaruhi reaksi katalisis enzim melalui dua cara.
            Pertama,  peningkatan  suhu  meningkatkan  energi  termal  dari
            molekul substrat  yang  bereaksi.  Akan  tetapi,  pada  akhirnya, energi
            kinetik  enzim  akan  melampaui  rintangan  energi  sehingga  akan
            meningkatkan  kecepatan  reaksi.  Energi  kinetik  enzim  ini  mampu
            memutuskan  ikatan  hidrogen  dan  hidrofobik  yang  lemah,  yang
            mempertahankan  struktur  sekunder-tersiernya.  Pada  suhu  ini,
            terutama  terjadi  denaturasi  disertai  hilangnya  aktivitas  katalitik
            secara cepat. Kisaran suhu yang suatu enzim akan mempertahankan
            konfirmasi  yang  stabil  serta  memiliki  kemampuan  katalisis
            umumnya akan bergantung pada suhu sel tempat enzim itu didapat
            dan sedikit melebihi suhu sel tersebut.
                   Enzim dari manusia yang mempertahankan suhu tubuh pada
            37 °C, umumnya memperlihatkan stabilitas hingga suhu setinggi 45–
            55  °C.  Enzim  dari  mikroorganisme  yang  hidup  di  dalam  mata  air
            panas  alam  atau  pada  suhu  tempat-tempat  ventilasi  hipertemal  di
            dasar  samudera  dapat  stabil  pada  suhu  100  °C  atau  lebih.  Sebagai

            contoh,  Taq  polymerase  yang  digunakan  dalam  teknik  polymerase
            chain reaction (PCR) ditemukan pada bakteri yang hidup pada suhu
            tinggi dan dapat bekerja optimal pada suhu yang tinggi.



            12                                                       Sri Wahyuni
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26