Page 206 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 206
Persamaan tegangan pada lintasan L rangkaian gambar 4.8, ditentukan
berdasarkan KVL, sebagaimana dinyatakan oleh persamaan [4.17].
− + (Z + Z + Z ) = 0 atau = (Z + Z + Z ) [4.17]
1
3
2
3
2
1
Besar arus fasor I yang mengalir melalui semua impedansi pada gambar 4.8
berdasarkan persamaan [4.17], sebagaimana dinyatakan oleh persamaan [4.18].
= (Z + Z + Z ) atau = [4.18]
3
2
1
Z 1 +Z 2 +Z 3
Tegangan pada masing-masing impedansi sesuai persamaan [4.19].
= Z ; = Z ; = Z [4.19]
1
3
2
Dengan mensubsitusikan arus fasor pada persamaan [4.18] ke persamaan [4.19],
maka besar tegangan pada masing-masing impedansi sebagaimana dinyatakan
oleh persamaan [4.20]; [4.21] dan [4.22].
= Z = Z 1 [4.20]
1
Z 1 +Z 2 +Z 3
= Z = Z 2 [4.21]
2
Z 1 +Z 2 +Z 3
= Z = Z 3 [4.22]
3
Z 1 +Z 2 +Z 3
Persamaan tegangan fasor pada rangkaian gambar 4.8, dapat ditentukan dengan
menggunakan KVL pada lintasan L sebagaimana dinyatakan oleh persamaan
[4.23].
− + + + = 0 atau = + + [4.23]
Contoh 4
Impedansi pada rangkaian pembagi tegangan gambar 4.8 adalah: Z =
1
0
0
0
70,7 ∠ 45 Ω, Z = 92,4 ∠ 330 Ω dan Z = 67 ∠ 60 Ω. Tentukan
2
3
besar tegangan fasor V1, V2 dan V3 dengan menggunakan prinsip
pembagi tegangan. Gambarkan diagram fasor dari tegangan fasor
0
rangkaian. Tegangan fasor sumber = 100 ∠ 0 volt.
113

