Page 42 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 42
WHOOSH. Dengan suara berisik, deru sayap dan rontoknya sedikit debu,
burung hantu keempat meluncur keluar dari perapian dapur.
'DEMI TUHAN!' raung Paman Vernon, sambil menarik segumpal besar rambut
dari kumisnya, sesuatau yang sudah lama tidak dia lakukan. 'AKU TIDAK
TERIMA ADA BURUNG HANTU DI SINI, AKU TIDAK AKAN
MENTOLERANSINYA, KUBERITAHU KAU!'
Tapi Harry sudah menarik sebuah gulungan perkamen dari kaki burung hantu
itu.
Dia sangat yakin bahwa surat ini pasti dari Dumbledore, menjelaskan semuanya
--
Dementor, Mrs Figg, apa yang sedang diperbuat Kementerian, bagaimana dia,
Dumbledore, bermaksud mengatasi semuanya -- sehingga untuk pertama kalinya
dalam hidupnya dia merasa kecewa melihat tulisan tangan Sirius. Sambil
mengabaikan omelan Paman Vernon yang berkepanjangan mengenai burung
hantu, dan menyipitkan matanya terhadap awan debu kedua ketika burung hantu
terakhir itu lepas landas balik ke cerobong asap, Harry membaca pesan Sirius.
Arthur baru saja memberitahu kami apa yang telah terjadi. Jangan meninggalkan
rumah lagi, apapun yang kau lakukan.
Harry merasa ini merupakan tanggapan yang sangat tidak memadai terhadap
segala yang telah terjadi malam ini sehingga dia membalikkan potongan
perkamen itu, mencari sisa suratnya, tetapi tidak ada lagi yang lain.
Dan sekarang amarahnya menaik lagi. Tidakkah ada seorangpun yang akan
mengatakan 'bagus' karena menghalau dua Dementor seorang diri? Baik Mr
Weasley maupun Sirius bertingkah seolah-olah dia berlaku tidak pantas, dan
menyimpan petuah-petuah mereka sampai mereka bisa meyakini seberapa
banyak kerusakan yang telah diperbuatnya.
'... patukan, maksudku, pasukan burung hantu meluncur keluar masuk rumahku.
Aku tidak terima, nak, aku tidak akan --'
'Aku tidak bisa menghentikan burung-burung itu datang,' Harry membalas,
melumat surat Sirius dalam kepalannya.

