Page 286 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 286
Bab 15 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan 267
Kontraksi segmentasi menghasilkan campuran gelombang yang
menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalam gerakan mengaduk,
sementara peristaltik usus mendorong isi usus halus (kimus) ke arah usus besar
(Honan, 2019). Kimus yang masuk atau melewati usus besar berjumlah 1,500
mL per hari, dimana sekitar 100mL diekskresikan dalam bentuk feses dan
100mL direabsorpsi di setengah bagian proksimal usus besar (Berman et al,
2016).
Kimus yang berada di usus halus merupakan materi semicair yang bercampur
dengan enzim pencernaan (Potter et al, 2021). Enzim pencernaan dalam usus
halus berasal dari sekresi organ pankreas, hepar, kantung empedu dan kelenjar
dinding usus (Hinkle dan Cheever, 2018).
Pankreas menyekresi pH alkalin yang memiliki konsentrasi bikarbonat tinggi
yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung yang masuk ke dalam
duodenum (Honan, 2019). Pankreas juga menyekresi enzim pencernaan yakni
tripsin (membantu dalam proses pencernaan protein dan mengubah polipeptida
menjadi peptida), amilase (membantu zat pati menjadi maltosa) dan lipase
(mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol) (William dan Hopper,
2015). Enzim dari pankreas masuk ke dalam duodenum melalui vater ampula
atau ampula hepatopankreatis (White et al, 2013).
Hepar mensekresi empedu yang berfungsi untuk mengelmusi lemak sehingga
lemak mudah dicerna dan diabsoprsi (Hinkle dan Cheever, 2018). Empedu
dari hepar masuk ke dalam duodenum melalui vater ampula atau ampula
hepatopankreatis dengan kontrol sfingter oddi (White et al, 2013).
Kantong empedu berfungsi menyimpan empedu yang disekresikan oleh hepar
(Hinkle dan Cheever, 2018). Sfingter oddi (jaringan otot yang terletak antara
duktus empedu komunis dan duodenum) berfungsi mengontrol laju empedu
yang masuk ke dalam duodenum; jika sfingter oddi tertutup maka empedu
akan masuk kembali ke duktus empedu komunis dan duktus sistikus lalu ke
kantong empedu (Honan, 2019).
Kelenjar dinding usus halus menyekresi mukus yang menyelimuti sel dan
melindungi mukosa usus halus dari serangan asam hidroklorida (Hinkle dan
Cheever, 2018). Aktivitas perlindungan terhadap serangan asam hidroklorida
juga dilakukan oleh kimus yang masuk ke dalam duodenum dimana kimus
akan merangsang sel S pada mukosa duodenal dan jejunal untuk mensekresi
hormon sekretin yang akan menurunkan motilitas lambung dan menghentikan
produksi asam hidroklorik (White et al, 2013).

