Page 134 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 134
V e j(ωt+ θ) = jωL I e j(ωt+ φ) [2.12]
m
m
i I
+
+
di
V = L L V = jωL I jωL
dt
- -
(a) (b)
Gambar 2.4 Hubungan arus dan tegangan pada induktor dalam (a) domain
waktu, v = L di/dt dan (b) domain frekuensi, V = jωL I.
jωt
Kedua ruas dari persamaan [2.12] dibagi dengan e dan hasilnya sebagaimana
dinyatakan oleh persamaan [2.13].
jφ
jθ
V e = jωL I e [2.13]
m
m
Dan persamaan [2.13] dalam bentuk polar dinyatakan oleh persamaan [2.14].
V ∠ θ = jωL I ∠ φ [2.14]
m
m
Persamaan [2.14] dinyatakan oleh persamaan [2.15].
= jωL [2.15]
Catatan: tegangan dan arus fasor, ditulis dengan huruf kapital bold.
Persamaan [2.15] direpresentasikan pada gambar 2.4 (b).
Karena j = 1 ∠ 90 maka persamaan [2.15] dinyatakan oleh persamaan [2.16].
0
0
0
V ∠ θ = (1 ∠ 90 )(ωL I ∠ φ) = ωL I ∠ (φ + 90 ) [2.16]
m
m
m
0
0
dan sudut fase pada persamaan [2.16] adalah: θ = φ + 90 atau φ = θ – 90 serta
Vm = ωL Im.
41

