Page 72 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 72
58
kecenderungan maupun tabiat berbuat dosa sebagaimana yang dijumpai
manusia. Yesus tidak pernah berbuat dosa (1 Pet. 2:22). PB dengan jelas
mencatat bahwa Ia terlepas dari kesalahan; dan sebagai manusia Ia suci,
tidak terdapat kesalahan, tidak bercacat, terpisah dari orang berdosa
sehingga Ia ditinggikan lebih tinggi dari apapun juga (Ibr. 7:26).
Disini timbul pertanyaan teologis mengenai ungkapan Yakobus 1:14-15
menuliskan: “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi,
ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Yakobus menjelaskan mengenai kecendrungan atau keinginan manusia
dalam dirinya yang dapat menimbulkan dosa. Apakah hal ini juga dialami
oleh Yesus seakan-akan Yesus juga memiliki keinginan berbuat dosa? Ibrani
4:15, mengatakan: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar
yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Jelasnya Yesus
tidak dapat berbuat dosa walaupun sebagaimana yang dikatakan di atas
manusia memiliki keinginan-keinginan, Yesus pun memiliki keinginan
namun Ia tidak mempunyai keinginan untuk melakukan dosa, hal ini
terlihat dalam drama yang sangat menakjubkan manakala Yesus dicobai di
padang gurun menurut laporan Injil sinoptik (Luk. 4:1-13; Mat. 4:1-14; Mrk
1:12-13), bahwa Yesus dicobai melalui tiga hal berkaitan dengan tubuh
kemanusiaan-Nya.
Hal pertama yang krusial adalah ”tubuh”. Iblis sangat tahu kelemahan
manusia akan masalah perut. Wilayah inilah yang sangat sering kita dengar
kejatuhan anak-anak manusia karena lapar tidak jarang orang bisa menjual
hak-haknya sehingga masuk dalam permasalahan moral. Yesus
memperlihatkan sikap moralitas yang sangat tinggi dengan menolak
bujukan Iblis untuk merubah batu menjadi roti (Luk. 4:3). Hal yang kedua
yang juga sangat rentan dalam diri manusia adalah masalah jiwa. Kehendak,
kemauan dan keputusan merupakan cerminan dari jiwa. Iblis menawarkan
sesuatu yang menyenangkan jiwa manusia. Alkitab mengatakan dalam
Matius 6:22, bahwa “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah
seluruh tubuhmu.” Artinya, apa yang dilihat mata itu yang menyenangkan
jiwa. Di sini Yesus memperlihatkan determinasinya yang tinggi dengan
mengatakan bahwa hanya Allah saja yang harus disembah (Luk. 4:10). Hal

