Page 74 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 74

60


                                                                                      51
                dicatat  dalam  Perjanjian  Baru  sebagaimana  konsili  Chalcedon   (451)
                mengakui bahwa Yesus benar-benar manusia dan benar-benar Allah. Hal ini
                tentunya dapat dibuktikan dari penyataan Yesus sendiri tentang diri-Nya.

                a. Pernyataan Yesus sendiri akan Diri-Nya
                     Robert  M.  Bowman  &  J.  Ed  Komoszwski  dalam  bukunya
                ”Menempatkan  Yesus  di  Tahta-Nya”  mengatakan,  sejak  awal  Allah  telah
                menyatakan diri-Nya kepada Abraham dengan mengatakan, ”Akulah, Allah
                yang  Mahakuasa”  (Kej.  17:1)  dan  memberikan  Sepuluh  Hukum  dengan
                terlebih dahulu memperkenalkan diri-Nya sendiri: ”Akulah Tuhan Allahmu,

                yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”
                (Kel. 20:2). Kata (Ibrani) ”ani hu” secara literal bermakna ”Akulah Dia” dan
                dalam Septuaginta diterjemahkan menjadi ”ego eimi” (Ul. 32:39; Yes. 41:4;
                46:4).  Latar  belakang  ungkapan  ”Akulah”  ini,  sudah  ada  sejak  Perjanjian
                Lama ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa, ”Aku adalah Aku”
                (Kel. 3:14). Kata inilah yang menjadi konsensus para ahli Perjanjian Baru
                sebagaimana Yesus menggunakan kata ”Akulah” dalam kitab Injil Yohanes.
                Contoh  paling  jelas  dalam  pasal  8  merujuk  pada  Yesaya  43:10.  Kepada
                perempuan Samaria (Yoh. 4:26) merujuk pada Yesaya 52:6. Jadi, sangat jelas

                konsistensi  Yesus  yang  tidak  berubah  dan  Yohanes  ingin  menjelaskan
                bahwa kata ”Akulah” yang diucapkan Yesus dalam peristiwa-peristiwa itu
                bukan hanya sekedar identifikasi diri semata melainkan semua penyataan
                tersebut  mengandung  unsur  ”ilahi”  karena  dapat  dibuktikan  melalui
                                                                                     52
                ”kebangkitan” Yesus sebagai pengakuan ke-Allah-an-Nya terbukti.









                51  Akhirnya konsili ouikumenis di Kontantinopel tahun 381 meneguhkan Nicaenum dan
                memperkuatnya dengan beberapa tambahan mengenai Roh Kudus. Tambahan tersebutlah
                yang dinamakan Nicaenum yaitu Pengakuan Nicea-Kontantinopel dan ditegaskan kembali
                pada tahun 451 di Chalcedon serta konsili di Toledo Spanyol tahun 586 menolak dengan
                tegas ajaran Arius. J.P.D. Groen, Ibid., 71.
                52  Robert M. Bowman Jr. & J. Ed Komoszwski,  Menempatkan Yesus di Tahta-Nya (Malang:
                Literatur SAAT, 2015), 201.
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79